BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga perkembangan dan pertumbuhannya terganggu.
I.2 Rumusan Masalah
             Hal- hal yang menjadi permasalahan yang akan kami bahas adalah:
*      Bagaimana cara Pengendalian hama dan penyakit yang organik?
*      Bagaimana cara-cara pengendalian non-pestisida yang aman lingkungan?
*       Apa saja hama pada tanaman anturium?
*      Apa saja hama atau penyakit pada tanaman koako dan tekhnik pengendaliannya?
*      Apa sajakah hama pada pohon atau buah jambu mente?
*      Apa saja hama pada tanaman melati?
*      Apa saja hama pada tanaman jarak pagar?


I.3 Batasan Masalah
Agar pembatasan karya tulis ini tidak keluar dari judul yang ada, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
*      Pengendalian hama dan penyakit organik.
*      Cara-cara pengendalian non-pestisida yang aman lingkungan.
*      Hama pada tanaman anturium.
*      Hama atau penyakit pada tanaman koako dan tekhnik pengendaliannya.
*      Hama pada pohon atau buah jambu mente.
*      Hama pada tanaman melati.
*      Hama pada tanaman jarak pagar.


I.4 Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan penulisan karya tulis ini dengan maksud:
*      Untuk mengetahui apa saja hama-hama yang menyerang pada bebetapa tumbuhan.
*      Untuk mengetahui bagaimana cara mengobati atau mengatasi hama penyakit pada tumbuhan.

I.5 Metode Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah, untuk mengumpulkan bahan yang akan kami bahas menggunakan cara membaca dan menganalisa buku-buku yang berkaitan/berhubungan dengan permasalahan yang akan kami bahas, dan menganalisa dari internet yang berkaitan/berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.

BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1 Deskripsi Teoristis
            Hama adalah tumbuhan organisme yang menyerang tumbuhan sehingga
perkembangan dan pertumbuhannya terganggu. Dalam karya ilmiah ini kami membahas tentang hama yang menyerang pada beberapa tumbuhan hidup dan cara mengendalikannya.

BAB  III
3.1 PEMBAHASAN

3.2 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT ORGANIK

Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Dilarangnya penggunaan bahan kimia sintetik dalam pertanian organik merupakan salah satu penyebab rendahnya produksi.
Di sisi lain, petani telah terbiasa mengandalkan pestisida sintetik sebagai satu-satunya cara pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit tumbuhan. Seperti diketahui, terdapat sekitar 10.000 spesies serangga yang berpotensi sebagai hama tanaman dan sekitar 14.000 spesies jamur yang berpotensi sebagai penyebab penyakit dari berbagai tanaman budidaya. Alasan petani memilih pestisida sintetik untuk mengendaliakan OPT di lahannya a.l. karena aplikasinya mudah, efektif dalam mengendalikan OPT, dan banyak tersedia di pasar.
 
Cara-cara lain dalam pengendalian OPT selain pestisida sintetik, pestisida biologi dan pestisida botani antara lain yaitu cara pengendalian menggunakan musuh alami, penggunaan varietas resisten, cara fisik dan mekanis, dan cara kultur teknis.
 
Pestisida dapat berasal dari bahan alami dan dapat dari bahan buatan. Di samping itu, pestisida dapat merupakan bahan organik maupun anorganik.
Secara umum disebutkan bahwa pertanian organik adalah suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau menolak penggunaan pupuk sintetis pestisida sintetis, dan senyawa tumbuh sintetis.

3.4 CARA-CARA PENGENDALIAN NON-PESTISIDA YANG AMAN LINGKUNGAN.
Banyak cara pengendalian OPT selain penggunaan pestisida yang dapat digunakan dalam pertanian organik. Salah satunya yaitu dengan menghindarkan adanya OPT saat tanaman sedang dalam masa rentan. Cara menghindari OPT dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanam, pergiliran tanaman, mengatur jarak tanam ataupun dengan cara menanam tanaman secara intercropping.
Selain itu, penggunaan varietas tahan merupakan suatu pilihan yang sangat praktis dan ekonomis dalam mengendalikan OPT. Walaupun demikian, penggunaan varietas yang sama dalam waktu yang berulang-ulang dengan cara penanaman yang monokultur dalam areal yang relatif luas akan mendorong terjadinya ras atau biotipe baru dari OPT tersebut.
Cara fisik dan mekanis dalam pengendalian OPT dapat dilakukan dengan berbagai upaya, antara lain dengan sanitasi atau membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sakit atau hama. Selain itu, hama dapat diambil atau dikumpulkan dengan tangan. Hama juga dapat diperangkap dengan senyawa kimia yang disebut sebagai feromon, atau menggunakan lampu pada malam hari. Hama juga dapat diusir atau diperangkap dengan bau-bauan lain seperti bau bangkai, bau karet yang dibakar dan sebagai-nya. Penggunaan mulsa plastik dan penjemuran tanah setelah diolah dapat menurunkan serangan penyakit tular tanah. Hama dapat pula dikendalikan dengan cara hanya menyemprotkan air dengan tekanan tertentu atau dikumpulkan dengan menggunakan penyedot mekanis.
            Pengendalian dengan cara biologi merupakan harapan besar untuk pengendalian OPT dalam pertanian organik. Cara ini antara lain menyang-kut penggunaan tanaman perangkap, penggunaan tanaman penolak (tanaman yang tidak disukai), penggunaan mulsa alami, penggunaan kompos yang memungkinkan berkembangnya musuh alami dalam tanah, dan penggunaan mikroba sebagai agen pengendali.

3.5 HAMA PADA TANAMAN ANTURIUM.
           
Anthurium memang cenderung tahan terhadap serangan hama. Tetapi tetap saja ada kemungkinan tanaman Anda terserang. Berikut informasi mengenai hama dan cara penanganannya.

a. Aphid
Wujud hama ini adalah kutu berwarna kuning. Aphid biasanya hidup bergerombol pada pucuk tanaman dan pangkal bunga. Penyebarannya terhitung cepat. Karena aphid menghisap cairan daun, daun yang terserang tumbuh tidak sempurna, cenderung keriting, menghitam, dan kering.

Penanggulangan: gunakan insektisida seperti Ye Man Te, Demiter, Supracide, Decis, Curacron, atau Basudin. Insektisida ini bersifat kombinasi antara contact killing dan nervous disturbing. Artinya, bila insektisida mengenai serangga, serangga langsung mati. Jika tidak mati kemampuan reproduksinya hilang, sehingga terputuslah siklus hidup serangga. Semprotkan insektisida ke bagian tanaman yang terserang aphid seminggu sekali dalam kurun waktu tiga minggu. Pencegahan dilakukan dengan menyemprotkan insektisida sekali dalam sebulan.

b. Fungus Gnat
Fungus gnat adalah hama yang bentuknya menyerupai nyamuk berwarna hitam. Ia hidup pada media tanam yang lembab. Adenium yang terserang ditandai dengan adanya bintik hitam di kuncup bunganya. Kemudian kuncup bunga akan membusuk dan gugur.

Penanggulangan: semprotkan insektisida, seperti Ye Man Te, Demier, atau Proleaf ke bagian tanaman yang terserang. Alternatif lain Trigard dan Agrimec dengan dosis 0.5/liter air.

c. Mealy Bug
Hama ini berupa kutu berwarna putih dan mempunyai sejenis tepung yang dijumpai pada ketiak dan pucuk daun muda. Serangannya menyebabkan pertumbuhan pucuk yang abnormal. Penanggulangan: semprotkan insektisida, seperti Proleaf ke bagian tanaman yang terserang.

d. Nematoda
Nematoda umumnya ditemukan di media tanam yang diberi pupuk kandang. Gejala awal adalah menguningnya daun dan gugurnya kuncup bunga yang masih muda. Bagian yang diserang nematode adalah akar adenium. Jika adenium yang sakit dicabut dari potnya akan terlihat semacam umbi di akar serabut. Di samping itu ujung akar serabut banyak yang mati dan pangkal akar mengeriput atau berlubang. Jika dilihat dengan mikroskop akan tampak banyak cacing kecil menggerogoti akar adenium.

Kerusakan tanaman disebabkan sekresi air ludah yang diinjeksikan ke dalam tanaman saat nematoda menggigit atau memakan tanaman. Proses ini bisa menyebabkan kematian karena kekuatan akar dan tunas hilang, terbentuk luka, jaringan tanaman membengkak dan pecah.

Penanggulangan: cabut tanaman dari pot dan cuci akarnya pada air yang mengalir. Potong dan buang semua akar serabut yang rusak dan busuk. Selanjutnya akar direndam dalam larutan insektisida atau nematisida (misalnya atau nematisida Dazomet 98% dengan dosis sesuai anjuran) hingga seluruh akar dan pangkal batang terendam selama setengah jam. Selanjutnya angkat tanaman dan angin-anginkan di tempat teduh selama 1—2 minggu. Setelah tanaman sehat sebaiknya ditanam pada media tanam baru yang steril. Gunakan media tanam yang bersih dan bahan organik yang sudah matang benar. Jika perlu bisa ditambahkan nematisida butiran seperti Furadan 3G yang dicampur dalam media tanam.

e. Root Mealy Bug
Hama berupa kutu rambut berwarna putih ini umumnya dijumpai pada media tanam yang lembab. Tanaman yang terserang mengalami layu pucuk, kerusakan batang, dan disertai pembusukan akar. Jika media tanam dibongkar akan tampak hewan kecil bertepung putih yang menempel pada akar yang busuk.

Penanggulangan: gunakan gabungan nematisida, insektisida, dan fungisida, seperti Sursban atau Diainon (dosis 1 ml/l) atau Dazomet 98% dengan cara disiramkan langsung ke media tanam, atau ganti seluruh media tanam dengan media tanam baru yang steril. Untuk pencegahan, bisa dilakukan penyemprotan insektisida sebulan sekali.

f. Semut
Semut sering bersarang di dalam media tanam atau di bawah pot, sehingga bisa merusak akar dan tunas adenium. Semut tergolong vektor penyakit.
Penanggulangan: merendam sebentar pot adenium ke dalam air atau menyiramnya menggunakan obat antisemut.

g. Spider Mite
Hama ini bentuknya mirip laba-laba dan berwarna merah. Nama lainnya motes atau tungau merah. Hama ini senang bersembunyi di bawah daun dan ketiak daun. Adenium yang daunnya berbulu sangat rentan terhadap serangan hama ini karena si tungau suka bersembunyi di sela-sela bulu halus tadi sembari menghisap carian daun dan batang. Pada tanaman sakit di bagian bawah daun atau batang ditemukan sarang tungau merah berupa benang halus.

Gejala awalnya, daun akan berwarna kusam. Selanjutnya daun menguning dan cepat berguguran. Di samping itu tampak titik-titik kecil warna merah kecoklatan di permukaan daun. Serangannya bisa fatal ditandai dengan gugurnya daun dan keringnya pucuk batang karena cairan tanaman terhisap habis.

Penanggulangan: gunakan akarisida, misalnya Kelthane atau Omite. Semprotkan ke seluruh tanaman dan lingkungan sekitar dengan dosis yang dianjurkan. Penyemprotan dilakukan 2—4 kali setiap minggu. Tak perlu khawatir jika setelah disemprot daun-daun adenium berguguran, karena daun yang baru dan sehat akan segera muncul. Pencegahan paling efektif adalah meletakkan tanaman di tempat yang memiliki sirkulasi udara baik, terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. Hama ini tidak menyukai tempat yang berangin kencang dan terkena siraman air hujan terus menerus.


3.6 HAMA ATAU PENYAKIT PADA TANAMAN KOAKO DAN TEKHNIK PENGENDALIANNYA.

            Usaha pengembangan kakao sering mengalami berbagai hambatan terutama oleh hama dan penyakit. Salah satu kendala utamanya adalah adanya beberapa jenis hama /penyakit yang sering menyerang tanaman kakao. Jenis hama/penyakit yang sering menyerang tanaman kakao antara lain: (a) hama penggerek buah kakao; (b) kepik penghisap buah kakao, Helopeltis antonii Sign; dan (c) penyakit busuk buah, Phytophthora palmivora.

1. Penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerella Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak bunyi.

2. Kepik penghisap buah (Helopeltis spp) Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah. Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas.

3. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora) . Buah kakao yang terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah. Penyakit ini disebarkan melalui sporangium yang terbawa atau terpercik air hujan, dan biasanya penyakit ini berkembang dengan cepat pada kebun yang mempunyai curah hujan tinggi dengan kondisi lembab. 

METODE PENGENDALIAN

Usaha pengendalian hama/penyakit tersebut terutama dilakukan dengan sistem PHT (pengendalian hama terpadu).

· Hama penggerek buah. Pengendaliannya dilakukan dengan : (1) karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK; 2) pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat pengendalian dan panen; (3) mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam; (4) penyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan mengguna-kan kantong plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama helopeltis dan tikus.; (5) cara kimiawi: dengan Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Buldok 25 EC dengan volume semprot 250 l/ha dan frekuensi 10 hari sekali.

· Hama helopeltis Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15 % sedangkan bila serangan >15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. Selain itu hama helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula.

· Penyakit busuk buah. Dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu: (1) sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm; (2) kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung dan lakukan pemangkasan pada tanaman-nya sehingga kelembaban di dalam kebun akan turun; (3) cara kimia, yaitu menyemprot buah dengan fungisida seperti :Sandoz, cupravit Cobox, dll. Penyemprotan dilakukan dengan frekuensi 2 minggu sekali; (4) penggunaan klon tahan hama/penyakit seperti: klon DRC 16, Sca 6,ICS 6 dan hibrida DR1.


3.7 HAMA PADA POHON ATAU BUAH JAMBU MENTE.

~Kendala dan Permasalahan
-Kendala Fisik
Kendala Fisik yang dimaksud adalah kondisi iklim dan cuaca yang tidak menentu dan sulit untuk diprediksi. Jambu mente (Anacardium accidentale) sebenarnya dapat tumbuh baik di daerah kering dan tandus, namun supaya hasilnya dapat menguntungkan secara ekonomis diperlukan cara Budidaya tanaman yang baik. Kebun mente yang berada di Arjasa tersebut sebenarnya berbunga banyak dan cukup baik, tetapi jika curah hujan yang tinggi pada akhirnya banyak bunga/bakal bunga yang berguguran atau terjadi kegagalan penyerbukan. Grafik Curah hujan sejak tahun 2001 - 2005 menunjukkan keadaan curah hujan yang sering berubah tiap tahunnya. Waktu panen mente yang sering berubah atau tidak menentu pada akhirnya mempengaruhi harga jual biji mente. Karena pada saat – saat tertentu (seperti Lebaran, Natal, Imlek atau saat pergantian tahun) biji mente mempunyai harga jual cukup tinggi karena permintaan pasar yang besar.

-Kendala Biologis
Kendala – kendala biologis yang termasuk disini adalah faktor tanaman dan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) termasuk gulma. Kurangnya pemeliharaan dan perawatan mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu, produktivitas rendah dan rentan terhadap serangan hama penyakit.

Walaupun keberadaan hama dan penyakit dikebun ini bukan merupakan hama penyakit penting yang biasa menyerang tanaman mente (Semangun,1989), namun dapat menyebabkan kerusakan pada biji mente karena dapat menyebabkan rontoknya buah mente muda serta mengganggu proses pembentukan buah sehingga menurunkan kualitas biji mente. Biji menjadi berkerut, ukurannya tidak optimal atau menyebabkan adanya bercak hitam pada biji sehingga harga jual biji mente menjadi rendah.

Penggunaan pupuk yang tepat dan teratur dapat mengurangi kerugian yang timbul akibat serangan hama, karena bunga yang berpotensi menjadi buah akan semakin banyak.

~Kendala Lainnya

Selain kendala – kendala tersebut, masih terdapat kendala yang terjadi karena adanya interaksi dengan warga sekitar kebun mente. Sebagaimana diketahui, sebagian besar masyarakat di sekitar kebun mente memiliki hewan ternak, oleh sebagian dari mereka kebun mente ini dijadikan tempat untuk mencari rumput, mengembalakan ternaknya (terutama kambing) mencari kayu bakar serta mengambil kulit kayu mente.

Warga yang sekedar mencari rumput atau mencari kayu bakar sebenarnya tidak secara langsung mengganggu tanaman mente, lain halnya dengan warga yang mengambil kulit kayu mente. Aktivitas ini jelas sangat merusak tanaman mente, karena akan menurunkan produktivitas bahkan bisa mematikan tanaman mente itu sendiri. Karena bekas sayatan kulit kayu pada batang pohon mente menjadi jalan masuk serangan rayap. Ada sekitar 8 (delapan) pohon mente yang diambil kulit kayunya, 1 (satu) pohon diantaranya sudah mati diserang rayap.

Kondisi tanah yang berat dan labil juga mempengaruhi perkembangan tanaman mente. Pada musim kemarau lahan kebun menjadi retak atau pecah sangat menyulitkan apabila nantinya akan diadakan penyiraman. Oleh karena itu waktu yang paling tepat untuk mengadakan pemupukan di lahan seperti ini adalah pada saat akhir musim hujan

Walaupun Tanaman Mente dapat tumbuh baik di daerah kering dan gersang, penggunaan pompa air dapat membantu jika dalam masa pembungaan terjadi keadaan iklim yang terlalu kering.


3.8 HAMA PADA TANAMAN MELATI.
           
            Suatu penelitian untuk mengevaluasi keefektifan insektisida nabati terhadap palpita unionalis Penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu (1) Pengujian keefektifan insektisida nabati terhadap Palpita unionalis di laboratorium dan (2) Pengujian lapangan efikasi insektisida nabati terhadap P. unionalis. Jenis-jenis insektisida nabati yang diuji yaitu 10 jenis bahan tumbuhan yang telah diketahui atau diduga mengandung bahan yang bersifat insektisidal, yaitu biji srikaya (Annona squamosa), biji buah nona (A. reticulata), biji sirsak (A. muricata), daun neem (Azadirachta indica), biji mahoni (Swietenia macrophylla), daun suren (Toona sureni), daun Ki pait (Tithonia diversifolia), daun tembakau (Nicotiana tabacum), daun Lantana camara dan kulit batang kina (Chincona sp.). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 10 jenis insektisida nabati sebagai perlakuan dengan tiga ulangan. Hasilnya menunjukkan bahwa biji srikaya, biji buah nona dan biji sirsak paling efektif terhadap Palpita unionalis baik di laboratorium maupun di lapang. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah alternatif pengendalian hama disamping cara yang sudah ada untuk menunjang pengembangan PHT pada tanaman melati.

Tanaman melati (Jasminum sp.) dapat diserang oleh berbagai jenis hama dan penyakit. Hama-hama penting pada tanaman melati di Indonesia yang telah diketahui adalah Palpita unionalis, Nausinoe geometralis, Hendecasis duplifascialis. Palpita unionalis diketahui merupakan hama yang paling sering menimbulkan masalah dalam budidaya melati, karena selain merusak daun terutama daun pucuk yang berakibat turunnya produksi bunga, hama ini dapat juga merusak bunga.

Hasil pengamatan di beberapa sentra produksi melati menunjukkan, bahwa cara pengendalian yang dilakukan oleh petani adalah dengan menggunakan insektisida sintetik dengan frekuensi dan dosis yang umumnya berlebihan. Selain tidak efisien dari segi usaha tani, cara ini juga dapat berpengaruh negatif bagi keberadaan musuh alami hama dan sangat membahayakan lingkungan. Disamping itu aplikasi insektisida sintetik yang kurang hati-hati juga dapat menimbulkan akibat yang membahayakan kesehatan manusia di lingkungan sekitarnya dan keselamatan petani atau petugas yang mengaplikasikannya di lapang. Hal ini kerap dijumpai terutama di Negara-negara berkembang. Forget (1991) menyatakan bahwa diperkirakan ada lebih dari 10.000 kematian tiap tahun yang diakibatkan oleh penggunaan pestisida sintetik dan sebagian besar dari kasus tersebut terjadi di Negara-negara berkembang karena kelangkaan atau mahalnya harga peralatan pelindung. Untuk mengurangi penggunaan insektisida sintetik, tetapi tetap menekan tingkat kerusakan tanaman yang rendah dapat dilakukan dengan penggunaan varietas melati yang tahan terhadap Plapita unionalis dan penggunaan insektisida nabati.

Menurut Grainge  terdapat lebih dari 1000 spesies tumbuhan yang mengandung bahan insektisida yang tersebar di berbagai negara, belum termasuk Indonesia. Hasil penelitian Rajapakse et al. (1991) memperlihatkan efektifitas minyak sereh yang diaplikasikan pada tanaman kacang tanah untuk mengendalikan larva Spodoptera litura yang mempunyai tubuh lunak seperti halnya leafminer.

Keragaman tanaman di daerah tropis seperti Indonesia merupakan sumber bahan insektisida botanik yang potensial. Meskipun masih terbatas, penelitian tentang pemanfaatan tumbuhan tropis untuk bahan insektisida botanik telah mulai dirintis di Indonesia. Tumbuhan-tumbuhan tersebut diantaranya adalah famili Annonaceae (Annona reticulata, A. montana, A. glabra), Azadirachta indica atau nimba. dan Toona sureni atau suren. Tanaman A. muricata atau sirsak mengandung senyawa bioaktif asetogenin yang bersifat insecticidal dan antifeedant, sedangkan asetogenin yang diisolasi dari tanaman srikaya (A. squamosa) diantaranya adalah squamocin (annonin I), bullatacin (annonin VI), annonacin dan neoannonacin.

Perilaku serangga dalam memilih pakan, memakan, menentukan habitat bagi keturunannya dan lain-lain sangat dipengaruhi oleh sifat kimiawi lingkungannya. Hal ini membuka peluang bagi pemanfaatan bahan alami yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk pengendalian serangga hama. Karena sifatnya yang spesifik dan tidak persisten, maka bahan alami asal tumbuhan tersebut mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan insektisida sintetik. Peluang penggunaan beberapa jenis insektisida nabati untuk mengendalikan hama melati Palpita unionalis pernah diteliti di Sub Balithor Segunung dengan hasil yang cukup memuaskan. Meskipun demikian masih perlu diketahui efektifitasnya terutama di sentra-sentra pertanaman melati.

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat satu atau lebih insektisida nabati yang efektif terhadap hama melati Palpita unionalis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi keefektifan insektisida nabati terhadap hama melati Palpita unionalis.


3.9 HAMA PADA TANAMAN JARAK PAGAR.

            Walaupun tanaman jarak pagar dikenal sebagai tanaman yang beracun dan mempunyai sifat-sifat sebagai pestisidal, tetapi beberapa hama dan penyakit dilaporkan telah menyerang tanaman ini dan menimbulkan kerusakan ekonomis pada perkebunan jarak. Laporan tersebut sebagai peringatan yang perlu menjadi perhatian kita, sebelum hal tersebut menimpa perkebunan jarak pagar yang sedang kita kembangkan.

Sewaktu Puslitbang Perkebunan melakukan eksplorasi ke berbagai daerah ditemukan berbagai hama yang menyerang daun dewasa, seperti kutu daun yang mengakibatkan daun mengering (A). Demikian pula pemakan daun di pembibitan dan tanaman muda (B) di lapangan. Walaupun belum diketahui secara ekonomis hama tersebut merugikan atau tidak belum diketahui, pengamatan secara terus menerus perlu dilakukan sehingga secara dini dapat dilakukan pengendaliannya.
           
Untuk mengetahui jenis-jenis serangga dan musuh alaminya yang berkembang dipertanaman jarak pagar, baik di pembibitan, tanaman muda dan dewasa maka di Kebun-Kebun Induk Jarak Pagar lingkup Puslitbang Perkebunan telah dipasang peralatan (C) untuk itu.. Hasil pengamatan sementara di Kebun Induk Pakuwon , Sukabumi, ditemukan musuh alami yang cukup banyak, sehingga pengendalian dengan pestisida kimia untuk sementara belum diperlukan.
BAB  IV
PENUTUP

4.1  KESIMPULAN
            Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. hama merupakan penyakit tanaman yang menyerang pada daun dan batang.
2.jenis-jenis hama yang dapat menyerang tanaman ada beberapa macam yang kami bahas di dalam pembahasan di atas.

4.2 SARAN-SARAN
1. hama pada tanaman yang kami bahas di atas adalah sebagai motifasi kita untuk memperhatikan tanaman yang terkena hama.
2. Sebagai pelaku pendidikan marilah kita tingkatkan kinerja kita untuk mewujudkan cicta-cita kita untuk masa depan.


0 komentar to "Hama Pada Tanaman"

Posting Komentar